Rabu, 07 Maret 2012

pengaruh deviden per share (dps), return on equity(roe) dan return on investment (roi) terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek jakarta (bej) (periode 1999-2003)


Secara perlahan namun pasti, kegiatan pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dari tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Perkembangan yang semakin pesat dari pasar modal ditandai dengan meningkatnya jumlah perusahaan. Tahun 1982 baru 23 perusahaan, tetapi setelah itu terhenti pada angka 24 perusahaan sampai dengan tahun 1988. Baru tahun-tahun berikutnya terjadi peningkatan yang cukup pesat, mencapai jumlah 333 perusahaan pada tahun 2003. Pasar modal diharapkan mampu menjadi alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan Indonesia disamping perbankan dan perseorangan serta alternatif dalam melakukan investasi.
download : landasan teori
download : metode penelitian
download pembahasan di bawah

Era globalisasi yang penuh dengan persaingan mendorong perusahaan telekomunikasi untuk meningkatkan inovasi-inovasi baru bagi para penggunanya agar tetap dapat merebut pasar. Hal ini dialami oleh beberapa perusahaan telekomunikasi yang dalam perjalanannya membutuhkan peran berbagai pihak untuk dapat menjaga eksistensi perusahaan dan memberikan pelayanan yang maksimal. Dalam perkembangannya perusahaan-perusahaan ini sangat mendominasi pola kehidupan masyarakat, bahkan hampir semua elemen masyarakat memanfaatkan atau menggunakan layanan-layanan yang ditawarkan perusahaan telekomunikasi.
Banyaknya perusahaan telekomunikasi yang berdiri mengakibatkan kecenderungan bagi para investor untuk memilah dan memilih perusahaan mana yang benar-benar mampu memberikan keuntungan dan kontribusi yang maksimal bagi modal yang ditanamkan. Perusahaan yang mampu memberikan keuntungan besar akan menarik minat para investor untuk terus berinvestasi di perusahaan tersebut. Sebaliknya jika perusahaan tidak mampu membawa kemajuan bagi lender, maka banyak investor yang akan menarik dan menjual sahamnya ke perusahaan lain.
Pasar modal merupakan sarana yang tepat bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan dana dalam jumlah besar. Dana yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan bisa berasal dari pemilik perusahaan atau dari hutang.
Pasar modal juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Disamping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal. Investasi yang memberikan return relatif besar adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar. Dengan demikian, dana yang berasal dari investor dapat digunakan secara produktif oleh perusahaan-perusahaan tersebut.
Nilai sebuah saham sesungguhnya ditentukan oleh kondisi fundamental suatu perusahaan. Seorang investor membuat keputusan menanamkan uangnya dengan membeli saham setelah mempertimbangkan laba emiten, pertumbuhan penjualan dan aktiva selama kurun waktu tertentu. Disamping itu prospek perubahan di masa mendatang sangat dipertimbangkan. Indikator-indikator yang dipertimbangkan antara lain DPS, ROE, dan ROI.
Deviden Per Share (DPS) yaitu perbandingan antara jumlah keuntungan yang akan dibagikan perusahaan dengan jumlah saham yang beredar (Sartono,2001:389). Oleh karena itu, informasi mengenai DPS ini sangat diperlukan untuk mengetahui berapa besar keuntungan setiap lembar saham yang akan diterima oleh para pemagang saham. Apabila DPS yang diterima naik tentu saja hal ini akan sangat mempengaruhi harga saham di pasar modal. Naiknya DPS kemungkinan besar akan menarik investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham yang dibeli maka harga saham suatu perusahaan akan naik di pasar modal.
Return On Equity (ROE) yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. Menurut Martono dan Harjito (2002:6) return on equity atau sering disebut rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.
Sedangkan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan  laba perusahaan maka digunakan rasio Return On Investment (ROI). ROI adalah perbandingan antara EAT (Earning After Tax) dengan total aktiva yang digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk mengukur keuntungan bersih (Alwi, 1994:112). Semakin tinggi rasio ROI maka diharapkan akan semakin meningkatkan harga saham tersebut (Husnan dan Pudjiastuti, 1996:75).
Return On Investment (ROI) penting untuk diteliti karena berpengaruh terhadap naik turunnya harga saham sehingga investor akan melihat jika asset yang ada mendapatkan EAT yang besar, maka perusahaan dalam kondisi yang baik. Dengan kondisi yang baik maka para investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut.
download : pembahasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar